WHO: Tingginya Tingkat Depresi, Inilah 5 Masalah Kesehatan Anak Indonesia di Tahun Pandemi

 


Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir genap setahun, menimbulkan sejumlah kondisi dan perubahan yang menyita perhatian seluruh masyarakat Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, pandemi pun sangat berimbas pada kesehatan nasional. Permasalahan tersebut, diantaranya:
1. Pandemi berimbas pada kesehatan mental orang dewasa & remaja. Sekitar 27% remaja alami gangguan kecemasan. Sementara 15% lainnya alami depresi. Selain itu, 1 dari 2 orang dewasa Indonesia kehilangan semangat bekerja.
2. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah pun terganggu selama tahun pandemi. Maka kita patut mewaspadai, bisa jadi hal ini akan berdampak pada proses yang harus dilalui oleh para remaja dewasa kelak saat mereka mencari kerja.
3. Pandemi menimbulkan masalah layanan kesehatan publik.
4. Dampak kekerasan juga terjadi pada 243 juta wanita dewasa & anak perempuan di dunia.
5. Dampak ekonomi yang ikut berdampak pada sektor riil dan sektor non-riil.

Ini kutipan presentasi Bu Diah Satyani Saminarsih, M.Sc dari Kantor Pusat WHO, Geneva, dalam Sesi Panel IDAI untuk Media : Children future are at risk dalam kegiatan Simposium Nasional Ikatan Dokter Anak Indonesia Online Cabang Bangka Belitung dengan tema “Revitalazing The Pediatric Care Through Lesson Learn", via Zoom meeting, Sabtu 23 Jan 2021.



Menyikapi ini, Bapak Budi Gunadi Sadikin selaku Mentri Kesehatan RI pun menimpali,
"Kita menghabiskan terlalu banyak SDM, tenaga, dan waktu untuk mengobati orang sakit. Di saat seharusnya kita berpikir bagaimana cara untuk memaksimalkan orang-orang Indonesia kian sehat."

Berkaca dari negara maju, menurut MenKes, orang yang sehat fisik, mentalnya pasti juga sehat. Orang-orang seperti ini, cenderung fokus pada kesehatan dan kehidupannya. Mereka tidak akan berminat untuk membenci apalagi membully orang lain yang memiliki prioritas kehidupan berbeda. Dengan demikian, masalah sosial pun dapat diturunkan.



Materi yg disampaikan dalam diskusi panel ini, hanyalah salah satu gambaran kenapa kita selalu dimotivasi untuk menjaga kesehatan, khususnya di masa pandemi. Faktanya, dengan fokus menjaga imunitas tubuh, kita tidak hanya aman dari risiko penularan virus Covid-19, melainkan juga kita dapat terhindar dari peluang masalah kesehatan yang lebih kompleks.

Kabar baiknya, MenKes pun telah mengagendakan untuk menambahkan biaya gratis new born screening dalam paket Biaya Persalinan dari pemerintah. Tak lain, agar new born screening gratis ini dapat semakin menurunkan risiko angka kematian anak-anak Indonesia. Agenda ini didukung oleh DR. Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCP(Hon.) selaku Ketua Umum IDAI. Menurut beliau, persentase meninggalnya anak-anak di masa pandemi mencapai 24%. Persentase ini terbagi menjadi 3 golongan usia, yaitu bayi di bawah usia 1 tahun, balita, serta anak-anak usia 10-18 tahun.

Mari, kita maksimalkan upaya pencegahan sambil mendoakan yang terbaik untuk bertambah baiknya kualitas kesehatan anak-anak Indonesia. Diiringi dengan harapan, semoga pandemi dapat berangsur mereda.

Share:

0 Comments