Mengulas Penyakit dan Survivor Quadriplegia dalam Film Brooke Ellison Story


“Miracles happen. They have happened to me, and they’re happening to you. You need only look to the people in your lives, in order to see them.”

-Brooke Ellison-

Beberapa jenis penyakit parah dan langka, sering diangkat menjadi adaptasi film, serial televisi, atau novel. Baik diceritakan sebagai kisah nyata, maupun sebagai latar belakang untuk penguat konflik saja. Mulai dari penyakit leukemia, kanker, alzheimer, ALS, hingga kelumpuhan akibat cedera saraf tulang belakang (Quadriplegia).
Salah satu film inspiratif dengan kisah nyata seorang penderita spinal cord injury yang juga biasa disebut Tetraplegia ini, adalah The Brooke Ellison StoryFilm besutan tahun 2004 ini diadaptasi dari buku Miracles Happen : One Mother, One Daughter, One Journey karya Brooke Ellison dan Jean Ellison, ibunya sendiri.
Uniknya, film ini disutradarai oleh Christopher Reeve, pemeran Superman di era 70-an sekaligus penderita quadriplegia akibat kecelakaan berkuda pada tahun 1995.
Christopher Reeve menyutradarai film ini dalam keadaan duduk di kursi roda dan bernapas melalui portable ventilator seperti Brooke Ellison.

Brooke Ellison mengalami kecelakaan lalu lintas yang tragis dalam perjalanannya pulang ke rumah di hari pertama memulai jenjang pendidikan Sekolah Dasar.
Tak hanya tengkoraknya retak dan lengan kirinya patah, Brooke juga mengalami cedera parah dari otak hingga ke tulang belakang.
Akibat luka parah tersebut, tim dokter mendiagnosa bahwa kalaupun aktivitas otaknya kembali setelah sadar dari koma, Brooke akan mengalami lumpuh mulai leher hingga seluruh bagian bawah tubuhnya. Ia tidak bisa lagi bernapas sendiri seumur hidup, tanpa didukung oleh alat bantu pernapasan.

Tantangan hidup yang begitu berat, disikapi tanpa menyerah oleh keluarga Brooke. Setelah sadar dari koma, Brooke tetap melanjutkan sekolah, berkat dampingan tanpa henti dari ibunya juga dukungan tim medis.
Perjuangan edukasi Brooke sangatlah mengesankan. Lulus dari High School Ward Melville dengan penghargaan tinggi, Brooke berhasil menembus dinding tebal Universitas Harvard untuk berkuliah di dua jurusan.

Tahun 2000, Brooke lulus dengan predikat magna cum laude dari Harvard sebagai sarjana sains di bidang ilmu saraf kognitif dan gelar master dalam kebijakan publik dari Harvard Kennedy School of Government.
Pada tahun 2014 Rutgers University memberi  Brooke gelar doktor kehormatan. Gelar Ph.D. di bidang psikologi politik, ia selesaikan pada tahun 2015 dari Stony Brook University. Hingga saat ini, Brooke Ellison masih hidup dan berprofesi sebagai politikus di Amerika.

Semangat Brooke Ellison yang luar biasa, menyelipkan pesan bahwa harapan hidup tetap bisa tumbuh besar, bahkan pada penderita cedera tulang belakang. Simak penjelasan lebih lanjut yuk, agar kita semua bisa semakin memahami pencegahan dan penanganan yang tepat terhadap quadriplegia.

Baca Juga : Terapkan Gaya Hidup Sehat Agar Terhindar dari Risiko Kanker Tulang

Apa itu Quadriplegia?

Quadriplegia, atau tetraplegia, adalah kelumpuhan pada tangan, badan, kaki dan organ pelvis yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf tulang belakang. Bila saraf tulang belakang  rusak, maka manusia akan kehilangan indera perasa dan pergerakan. Banyak masalah yang dapat dialami jika terjadi cedera saraf tulang belakang. Diantaranya, tekanan darah yang sangat rendah atau detak jantung yang sangat lambat. Pasien dapat mengalami kesulitan bernapas, atau tidak dapat bernapas tanpa alat bantu pernapasan. Kelumpuhan ini dapat menyebabkan luka pada kulit hingga otot berkontraksi. Pembekuan darah yang dapat mengancam nyawa pun juga dapat terjadi.

Tanda-tanda Quadriplegia

Gejala quadriplegia sangat tergantung pada lokasi dan keparahan cedera saraf tulang belakang. Secara umum, berikut gejala dari quadriplegia, sebagaimana dilansir dari spinalcord.com.
  • Inkontinensi usus dan kemih.
  • Gangguan pencernaan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Mati rasa dan berkurangnya sensasi syaraf pada kulit.
  • Otot kaku, terutama pada tangan dan kaki.
  • Tidak dapat menggerakkan, merasakan, atau mengetahui posisi organ tubuh tanpa melihat.
  • Terjadi perubahan drastis secara psikologis serta perubahan akan kebutuhan biologis.

Penyebab Quadriplegia

Penyebab utama dari quadriplegia adalah cedera saraf tulang belakang, namun kondisi lainnya seperti cerebral palsy dan stroke dapat menyebabkan kelumpuhan yang terlihat sama. Selain itu, kecelakaan mobil, benturan yang fatal, tindak kekerasan, hingga kesalahan pada saat menjalani operasi, sangat berpotensi menjadi penyebab lain dari quadriplegia.

Tes Medis untuk Diagnosa Quadriplegia

Pasien yang terdiagnosa quadriplegia, harus menempuh tes sebagai berikut.
  • Computerized Tomography (CT) scan. CT scan akan menggabungkan kumpulan gambar cross-sectional yang dapat menunjukkan masalah pada tulang, sendi dan lainnya.
  • X-ray.Tes ini dapat menunjukkan masalah tumor, patahan, atau perubahan degeneratif pada tulang belakang.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes ini sangat berguna untuk melihat saraf tulang belakang, menunjukkan piringan sendi, pembekuan darah dan gumpalan lain yang dapat menekan saraf tulang belakang.

Baca Juga : Kenali Penyebab dan Gejala Kanker Tulang


Perawatan Rehabilitasi bagi Pasien Quadriplegia

Penanganan menyeluruh akan diberikan pada pasien quadriplegia, sebagaimana penjelasan dari situs kesehatan brainandspinalcord.org. Perawatan pernapasan menjadi perawatan utama yang dibutuhkan untuk membantu pasien Quadreplegia bernapas dan menjaga paru-parunya tetap sehat. Mesin ventilantor portable akan menjadi pendukung utama sistem pernapasan pasien quadriplegia. Para spesialis akan mengajarkan pada pasien tips untuk menjaga kulit agar tetap sehat. Terapis fisik akan mengajarkan latihan untuk meningkatkan pergerakan dan kekuatan tubuh. Terapis okupasional akan membantu pasien quadriplegia untuk belajar melakukan aktivitas sehari-hari. Dokter spesialis pun akan membantu pasien cara mengatasi saat buang air kecil atau buang air besar. Hal ini dikarenakan ada kalanya tubuh pasien quadriplegia tidak dapat merespon dengan tepat terhadap masalah pada kemih atau usus. Kondisi ini disebut disrefleksia autonomik yang menyebabkan tekanan darah menjadi sangat tinggi. Jika tidak diatasi segera, kondisi ini dapat menyebabkan stroke bahkan kematian.

Pola Hidup dan Pengobatan dari Rumah untuk Mengatasi Quadriplegia

Menurut info dari spinal-injury.net, dokter akan menganjurkan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu pasien quadriplegia saat menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Berkendara dengan hati-hati. Kecelakaan merupakan penyebab utama dari cedera pada saraf tulang belakang. Gunakan sabuk pengaman setiap menyetir atau berada di dalam mobil yang telah dikondisikan dengan kursi roda pasien quadriplegia.
  • Hindari terjatuh akibat benturan.
  • Berhati-hati saat beraktivitas. Ada pasien quadriplegia yang tetap bisa menjalani kegiatan dan olahraga sambil menggunakan kursi roda, tentunya dengan beberapa kondisi yang harus ia perhatikan.
  • Tidak mengkonsumsi alkohol dan narkoba.
  • Mengikuti standar pengobatan yang direkomendasikan dokter.
Belajarlah dari survivor quadriplegia seperti Brooke Ellison.
Syukuri hidup dengan sikap positif yang maksimal.
Berikan potensi terbaik diri, bahkan saat hidup menyuguhkan sebuah tantangan brutal.

Baca Juga : Ini Fakta Seputar Nyeri Tulang Belakang!

- Temmy Arthapuri -

Sebagaimana artikel ini ditulis untuk GUESehat.com

Share:

0 Comments